TEKNISI DISKLESS - Di era teknologi yang kian maju dan berkembang seperti saat sekarang ini, segala sesuatu hendaknya dipermudah dan dipercepat. Dalam bidang usaha warnet game online, seringkali kita menemukan kendala telatnya pelayanan kepada konsumen dalam hal menyediakan game-game yang selalu uptodate. Selama ini kita hanya mengenal bisnis pewarnetan dengan system manual atau install OS dan software, serta copy file game di masing-masing pc.
Bukan kah hal tersebut akan sangat memakan waktu dan tenaga?? Bisa Anda bayangkan berapa banyak waktu dan tenaga yang harus dikeluarkan kalau misalnya kita melakukan instalasi warnet game online dalam jumlah pc yang cukup banyak, sangat melelahkan bukan??
Kini ada solusi akan hal tersebut, dimana kita dapat melakukan instalasi warnet game online yang jumlah pc nya banyak tanpa memakan waktu dan tenaga yang banyak pula, selain itu lebih menghemat biaya atau modal. Bagaimana tidak, dengan teknologi yang satu ini Anda tidak perlu membeli hardisk untuk masing-masing pc, Anda hanya perlu menambahkan hardisk pada sebuah pc yang nantinya dijadikan sebagai server.
Teknologi semacam ini kerap kali disebut dengan Diskless, karena masing-masing pc client tidak menggunakan hardisk sebagai tempat penyimpanan data OS dan file-file game melainkan semua ditarik dari server. Cukup simple bukan??
Bagaimana cara kerja teknologi jaringan diskless tersebut?? Berikut penjabaran nya,
>> Booting melalui Jaringan
Booting melalui jaringan merupakan konsep lama, ide dasarnya adalah komputer client dengan kode booting seperti BOOTP atau DHCP dalam memory non-volatile(ROM) chips mendapatkan system seperti file root server dalam suatu jaringan ketika komputer client tidak dilengkapi dengan media penyimpanan. Misalnya harddisk.
>> Teori Sistem Diskless
Dalam suatu jaringan, setiap komputer yang terhubung dengan komputer lainnya akan melakukan proses pertukaran data yang cukup kompleks. Setidaknya, ada beberapa hal yang dipenuhi komputer-komputer dalam jaringan tersebut, yaitu:
- Kartu Jaringan (ethernet card)
- IP address
- Image Kernel
- dan File system
Untuk mengenali komputer-komputer dalam jaringan tersebut satu dengan lainnya, terdapat informasi yang unik. Informasi unik tersebut didapatkan dari kartu jaringan tersebut.
Setiap kartu jaringan memiliki nomor unik yang berbeda satu dengan lainnya walaupun jenis dan merk kartu jaringan sama. Nomor unik tersebut terdiri atas 48 bit yang terdiri atas 6 blok bilangan hexa yang dipisahkan tanda titik dua. Pada masing-masing blok terdiri atas 2 digit, misalnya 00:a0:24:2e:ba:be. Nomor unik tersebut dapat juga disebut sebagai MAC atau hardware address
Untuk mencapai bentuk diskless komputer client dianggap tidak mempunyai hardisk. Dengan demikian, untuk mendapatkan file system server, komputer client menggunakan nomor unik (MAC). Protocol yang digunakan untuk menerjemahkan alamat ke hardware ke IP address adalah BOOTP (boot protocol) dan DHCP (Dynamic Host Configuration Protocol). Dengan demikian, sebelumnya komputer client diskless harus terdaftar dalam suatu database.
Ketika proses DHCP atau BOOTP dijalankan untuk mendapatkan IP address dan informasi lainnya, komputer client harus men-download kernel yang terletak di server. TFTP (Trivial File Transfer Protocol), namun TFTP ukurannya lebih kecil dari FTP sehingga ikut masuk ke ROM. TFTP menggunakan protocol UDP (User Datagram Protocol) yang bekerja per blok sedangkan FTP menggunakan TCP (Transmission Control Protocol).
Ketika kernel berhasil di-download, kernel kemudian melakukan inisialisasi perangkat keras komputer client yang dimiliki. Akhirnya, komputer client membutuhkan file system root. Untuk itu protocol NFS (Network File System) diperlukan. Dengan NFS komputer client dapat menjalankan system server melalui jaringan. Sebenarnya, proses tersebut berjalan di server namun outputnya di komputer client. Secara sederhana, komputer client hanya menjalankan system operasi yang telah di-download dengan bantuan protocol TFTP sedangkan file system server tetap di server namun output-nya di client.
PROSES SYSTEM DISKLESS
1. Saat dinyalakan, komputer client mencari kernel di disket atau EEPROM pada ethernet card kemudian melakukan proses booting.
2. Saat proses booting, komputer client akan segera mencari DHCP Server ke jaringan local.
3. Proses inetd pada server akan menjalankan DHCP daemon untuk menanggapi permintaan komputer terminal/client.
4. DHCP akan membaca proses dari konfigurasi file /etc/dhcpd.conf dan mencocokkan alamat hardware (MAC) dari Ethernet card yang melakukan proses. Jika alamat tersebut telah cocok maka DHCP akan mengirimkan kembali informasi tersebut. Bagian informasi yang akan diberikan oleh DHCP adalah:
- Alamat IP dari komputer terminal tersebut
- Netmask dari jaringan local
- Direktori dari file booting
- Nama dari kernel yang dikirim
5. Setelah itu komputer client akan meminta informasi dari DHCP server dan akan menkonfigurasi TCP/IP interface dari ethernet card dengan parameter yang telah diberikan.
6. Komputer client akan mengirimkan permintaan TFTP ke server untuk memulai mengambil kernel dari server.
7. Setelah kernel diambil oleh komputer terminal/client, PC client/terminal memulai untuk menjalankan kernel.
8. Kernel akan segera dijalankan untuk melakukan inisialisasi system dan semua perangkat keras yang terpasang pada komputer terminal.
9. Kernel akan memberikan semua permintaan pengirim DHCP pada jaringan. Kode booting tidak memberikan informasi pada kernel, tetapi kernel meminta informasi pada dirinya sendiri.
10. Server akan memberikan tanggapan dengan mengirimkan paket informasi lainnya dan informasi yang dibutuhkan kernel untuk dapat melanjutkan proses. Bagian informasi yang diberikann adalah
- Alamat IP dikirimkan ke komputer terminal
- NETMASK setting untuk jaringan local
- Mengaitkan direktori root melalui NFS
- Default Gateway
- DNS server
Bagaimana, apakah Anda tertarik untuk menerapkan teknologi jaringan diskless?? :)